oleh : DONNY
TAHU Firaun? Raja Mesir yang mengaku dirinya Tuhan, lewat mimpi yang ditafsirkan oleh seorang ahli tafsir mimpi, langsung merasa takut.
Dalam tafsir mimpinya, konon, bangsa Mesir dari Bani Israil, akan hadir seorang pemimpin laki-laki yang akan menggulingkan Firaun. Maka Firaun memerintahkan seluruh prajuritnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir.
Tetapi ada seorang bayi laki-laki yang lahir. Dia luput dari pembunuhan oleh tentara-tentara Firaun setelah ibunya menghanyutkannya ke sungai. Lalu seorang istri Firaun menemukannya dan mengangkatnya menjadi anak yang diberi nama Musa.
Firaun pun menerimanya, hingga akhirnya Musa tumbuh dewasa dan membuat Firaun terbunuh didasar laut yang terbelah akibat mukjizat tongkat nabi Musa atas izin Allah, lewat drama pengejaran yang sensasional. Tentu saja dengan jalan cerita yang panjang.
Cerita lainnya : Ada seorang pangeran yang pengecut, yang sangat berambisi menjadi raja. Dalam kehidupan sehari-harinya, penuh dengan ketakutan. Kemanapun dia pergi para prajurit lengkap dengan senjata, mengawalnya. Bahkan, di kamar mandi saja, pisau dan pedang tersedia.
Karena takutnya, setiap jalan menuju ke kamar tidurnya ia sediakan senjata untuk melindunginya. Suatu hari, seorang selir terbunuh hanya mau mengantarkan makanan untuknya, karena sang pangeran terkejut atas kedatangan tiba-tiba selir itu.
Bersimbah darah dengan tombak menancap diperutnya. Namun akhirnya pangeran itu juga terbunuh oleh senjatanya sendiri, karena ceroboh, lupa mengetahui letak jebakkannya.
Ketakutan bukanlah suatu benda asing, yang dengan sendirinya bisa terjadi. Merasa takut karena sesuatu -- yang mengerikan -- pernah terjadi pada dirinya, trauma. Ada juga takut karena ambisi yang tak tercapai, karena terganjal atau saingan lebih kuat. Tetapi dengan atau tanpa ketakutan, horor itu berlangsung.
Inti ketakutan Firaun dan Pangeran yang pengecut adalah hanya perkara ambisi, karena ada penjegal. Termasuk juga ambisi ingin menjadi pejabat di Pemerintahan Kota Medan, maka teori pembusukkan oleh para 'pengekor' Walikota merupakan agenda rutin bagi pengemis jabatan. Bisakah? Benarkah itu? Maka jadilah pengemis yang sejati. Bukan pengemis yang pengecut. ***